Sebenarnya Cita-cita kurikulum 2013 (K-13)
yang ingin mempersiapkan pesertadidik agar memiliki sikap spiritual yang kokoh,
sikap sosial yang ramah dan luwes, pengetahuan yang luas dan kritis
serta keterampilan yang mumpuni dan kreatif sangat relevan untuk menjawab
tantangan bangsadalam persaingan global.
Problem Mendasar
Sejak K-13 secara resmi diujicobakan di
beberapa sekolah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah dikritik
banyak pihak karena berbagai masalah mengenai kesiapan K-13 tersebut.
Bermula dari latar belakang perumusan
kurikulum yang tanpa diawali riset dan evaluasi yang mendalam, proses
sosialisasi yang singkat dan pelatihan yang belum merata sehingga sebagian guru
belum siap dengan konsep mendasar perubahan kurikulum tersebut (http://edukasi.kompasiana.com/2013/04/08/kurikulum-2013-benar-benar-ditelanjangi-di-kampus-unj-oleh-praktisi-pendidikan-549231.html.) sampai pada
distribusi buku yang melewati batas waktu yang ditargetkan dan
tersendat-sendat.
Beberapa hari terakhir kontroversi terbaru
pun muncul kembali mengenai permasalahan buku siswa yang
diterbitkan oleh Kemendikbud. Buku
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMA/MA/SMK kelas XI terbitan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan semester 1yang tertera di halaman 128-129 buku
tersebut membahas mengenai pacaran sehat. Sebuah materi yang diluar kebiasaan
dibahas di dunia pendidikan.
Di jejaring sosial
Facebook tema ini begitu ramai dibicarakan. Seperti yang dimuat di (http://megapolitan.kompas.com/read/2014/10/10/11442391/Gambar.Pelajar. Berjilbab. Jadi. Ilustrasi. Gaya. Pacaran. Sehat. di. Buku. Pelajaran. SMA. Diprotes),
di halaman tersebut ada gambar pria berpeci dan
perempuan berjilbab. Dalam pelajarannya dituliskan beberapa unsur gaya
pacaransehat, seperti sehat fisiktanpa ada kekerasan dalam berpacaran, juga
dilarang memukul, menampar, dan menendang. Selain itu, harus sehat secara
emosional, sehat sosial, dansehat secara seksual.
Akun Facebook Ustaz Felix Siauw sampai me-mention Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh untuk lebih memperhatikan buku terbitan
Kemendikbud tersebut.
"contoh materi 'pacaran sehat'
yang ada di buku PJOK kelas 11 | yang dikeluarkan kemdikbud.go.id, bisa dilihat
di gambar yang ter-attach.
kami menyapaikan hal ini karena khawatir
dan sayang dengan generasi muda Muslim | kasihan dengan orangtua yang semakin
berat amanahnya.
karenanya hal ini kami informasikan hal
ini pada ayah @Mohammad_Nuh_ | semoga beliau berbaik hati menanggapi kerisauan
ini."
Para pengguna Facebook juga menuangkan
pendapatnya mengenai isi ajaran tersebut. Ada yang setuju, ada juga yang tidak.
Pemilik akun Facebook Sany Sahara
menuliskan, "Di usia segini kan anak2 mulai tertarik dgn lawan
jenis.... makanya dijelaskan mengenai hubungan yg sehat. Jangan terlalu sempit
lah cara berfikirnya....
Memang dalam islam pacaran dilarang. tapi
kita harus ingat kalau negara kita kan bukan negara islam ada agama lain. jadi
saya rasa buku ini dibuat bukan berdasarkan satu agama saja. Tapi melihat
perkembangan anak secara psikologis
ini salah satu pendapat org tua murid d
sekolah anak sy pdhal sekolah islam."
Namun, komentar itu dijawab oleh pemilik
akun Fawzia Hanum @Sany Sahara,
"Sebaiknya kita membiasakan yang
benar mb, bukan membenarkan yang biasa.. ^__^
Kalau cara penyampaian aturan Islam itu
dilakukan dgn baik dan disesuaikan dgn gaya anak remaja dan kondisi
psikologinya, in sha Allah bisa dijalani..
Minimal mengurangi maksiat.. ^__^
Dan minimal mengetahui mana yg benar dan
salah, mana yg diridhoi Allah dan yg tidak."
Sementara pemilik akun Dyah Widi Astuti
menuliskan, "@mba sany sahara: memang negara ini bkn negara
islam..dan buku ini bukan hanya untuk kalangan muslim saja..namun mengapa
contohnya perempuan berhijabb?????????????"
Kontroversi
buku PJOK ini semakin melengkapi kontroversi penerbitan buku Sejarah kebudayaan
Islam yang telah terjadi sebelumnya dimana masalah tersebut juga
mendapatkan kritik keras dari masyarakat sehingga ditarik kembali oleh
pemerintah.
Usaha Serius
Permasalahan mengenai content buku
PJOK tersebut menjadi kritik yang sangat keras bagi Kemendikbud untuk berbenah
dan lebih serius mengelola pendidikan di negeri ini. Beberapa hal yang mendesak
untuk segera dilakukan yaitu; pertama, segera menarik buku PJOK
kelas XI tersebut untuk direvisi karena sangat menyinggung ummat Islam.Gambar
kartun lelaki berkopiah dan perempuan berhijab itu sangat identik dengan umma
tmuslim, sementara dalam Islam tidak ada perintah berpacaran, bahkan istilah
pacaran sekalipun. Kedua, melakukan seleksi yang ketat dan serius
terhadap buku-buku yang akan diterbitkan karena memiliki dampak yang besar
terhadap pembaca. Ketiga, membuat regulasi yang ketat dan tegas
terhadap penerbit yang akan menjadi rekanan dalam pembuatan dan penerbitan
buku, kalau perlu penerbit harus memiliki tim ahli termasuk di bidang agama. Empat,
karena buku itu sudah tersebar dan dibaca masyarakat luas, Kemendikbud
diharapkan membuat surat edaran kepada guru-guru PJOK untuk memberikan
penjelasan yang benar terkait materi “pacaran sehat” yang terdapat pada buku
PJOK tersebut pada siswa-siswinya.
Keseriusan penyelenggara
pendidikan sangat penting untuk tetap mengawal arah pendidikan Indonesia tetap
berjalan di rel yang benar serta demi kesiapan generasi muda kita dalam
menyongsong masa depan seperti yang disampaikan oleh Franklin
D Roosevelt, Kita tidak selalu bisa membangun masa depan bagi generasi muda. Tapi kita bisa membangun generasi muda untuk masa
depan.