“Menyemai Inspirasi, Memupuk Motivasi, Memetik Generasi Kreatif”

Senin, 13 Oktober 2014

Serius Gak Sih dengan Kurikulum 2013???


Sebenarnya Cita-cita kurikulum 2013 (K-13) yang ingin mempersiapkan pesertadidik agar memiliki sikap spiritual yang kokoh, sikap sosial yang ramah dan luwes, pengetahuan  yang luas dan kritis serta keterampilan yang mumpuni dan kreatif sangat relevan untuk menjawab tantangan bangsadalam persaingan global.

Problem Mendasar
Sejak K-13 secara resmi diujicobakan di beberapa sekolah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan  (Kemendikbud) sudah dikritik banyak pihak karena berbagai masalah mengenai kesiapan K-13 tersebut.

Bermula dari latar belakang perumusan kurikulum yang tanpa diawali riset dan evaluasi yang mendalam, proses sosialisasi yang singkat dan pelatihan yang belum merata sehingga sebagian guru belum siap dengan konsep mendasar perubahan kurikulum tersebut (http://edukasi.kompasiana.com/2013/04/08/kurikulum-2013-benar-benar-ditelanjangi-di-kampus-unj-oleh-praktisi-pendidikan-549231.html.) sampai pada distribusi buku yang melewati batas waktu yang ditargetkan dan tersendat-sendat.  

Beberapa hari terakhir kontroversi terbaru pun muncul kembali mengenai  permasalahan  buku siswa yang diterbitkan oleh Kemendikbud. Buku Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMA/MA/SMK kelas XI terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan semester 1yang tertera di halaman 128-129 buku tersebut membahas mengenai pacaran sehat. Sebuah materi yang diluar kebiasaan dibahas di dunia pendidikan.

Di jejaring sosial Facebook tema ini begitu ramai dibicarakan. Seperti yang dimuat di  (http://megapolitan.kompas.com/read/2014/10/10/11442391/Gambar.Pelajar. Berjilbab. Jadi. Ilustrasi. Gaya. Pacaran. Sehat. di. Buku. Pelajaran. SMA. Diprotes), di halaman tersebut ada gambar pria berpeci dan perempuan berjilbab. Dalam pelajarannya dituliskan beberapa unsur gaya pacaransehat, seperti sehat fisiktanpa ada kekerasan dalam berpacaran, juga dilarang memukul, menampar, dan menendang. Selain itu, harus sehat secara emosional, sehat sosial, dansehat secara seksual.

Akun Facebook Ustaz Felix Siauw sampai me-mention Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh untuk lebih memperhatikan buku terbitan Kemendikbud tersebut.
"contoh materi 'pacaran sehat' yang ada di buku PJOK kelas 11 | yang dikeluarkan kemdikbud.go.id, bisa dilihat di gambar yang ter-attach.
kami menyapaikan hal ini karena khawatir dan sayang dengan generasi muda Muslim | kasihan dengan orangtua yang semakin berat amanahnya.
karenanya hal ini kami informasikan hal ini pada ayah @Mohammad_Nuh_ | semoga beliau berbaik hati menanggapi kerisauan ini."
Para pengguna Facebook juga menuangkan pendapatnya mengenai isi ajaran tersebut. Ada yang setuju, ada juga yang tidak.
Pemilik akun Facebook Sany Sahara menuliskan, "Di usia segini kan anak2 mulai tertarik dgn lawan jenis.... makanya dijelaskan mengenai hubungan yg sehat. Jangan terlalu sempit lah cara berfikirnya....
Memang dalam islam pacaran dilarang. tapi kita harus ingat kalau negara kita kan bukan negara islam ada agama lain. jadi saya rasa buku ini dibuat bukan berdasarkan satu agama saja. Tapi melihat perkembangan anak secara psikologis
ini salah satu pendapat org tua murid d sekolah anak sy pdhal sekolah islam."
Namun, komentar itu dijawab oleh pemilik akun Fawzia Hanum @Sany Sahara,
"Sebaiknya kita membiasakan yang benar mb, bukan membenarkan yang biasa.. ^__^
Kalau cara penyampaian aturan Islam itu dilakukan dgn baik dan disesuaikan dgn gaya anak remaja dan kondisi psikologinya, in sha Allah bisa dijalani..
Minimal mengurangi maksiat.. ^__^
Dan minimal mengetahui mana yg benar dan salah, mana yg diridhoi Allah dan yg tidak."
Sementara pemilik akun Dyah Widi Astuti menuliskan, "@mba sany sahara: memang negara ini bkn negara islam..dan buku ini bukan hanya untuk kalangan muslim saja..namun mengapa contohnya perempuan berhijabb?????????????"

Kontroversi buku PJOK ini semakin melengkapi kontroversi penerbitan buku Sejarah kebudayaan Islam  yang telah terjadi sebelumnya dimana masalah tersebut juga mendapatkan kritik keras dari masyarakat sehingga ditarik kembali oleh pemerintah.

Usaha Serius
Permasalahan mengenai content buku PJOK tersebut menjadi kritik yang sangat keras bagi Kemendikbud untuk berbenah dan lebih serius mengelola pendidikan di negeri ini. Beberapa hal yang mendesak untuk segera dilakukan yaitu; pertama, segera menarik buku PJOK kelas XI tersebut untuk direvisi karena sangat menyinggung ummat Islam.Gambar kartun lelaki berkopiah dan perempuan berhijab itu sangat identik dengan umma tmuslim, sementara dalam Islam tidak ada perintah berpacaran, bahkan istilah pacaran sekalipun. Kedua, melakukan seleksi yang ketat dan serius terhadap buku-buku yang akan diterbitkan karena memiliki dampak yang besar terhadap pembaca. Ketiga, membuat regulasi yang ketat dan tegas terhadap penerbit yang akan menjadi rekanan dalam pembuatan dan penerbitan buku, kalau perlu penerbit harus memiliki tim ahli termasuk di bidang agama. Empat, karena buku itu sudah tersebar dan dibaca masyarakat luas, Kemendikbud diharapkan membuat surat edaran kepada guru-guru PJOK untuk memberikan penjelasan yang benar terkait materi “pacaran sehat” yang terdapat pada buku PJOK tersebut pada siswa-siswinya.

Keseriusan penyelenggara pendidikan sangat penting untuk tetap mengawal arah pendidikan Indonesia tetap berjalan di rel yang benar serta demi kesiapan generasi muda kita dalam menyongsong masa depan seperti yang disampaikan oleh Franklin D Roosevelt, Kita tidak selalu bisa membangun masa depan bagi generasi muda. Tapi kita bisa membangun generasi muda untuk masa depan.

0 komentar:

Posting Komentar